Mengenang Hj. Rangkayo Syamsiar binti Tasir

Profil Pendamping Aktifis

Manpred

Ada bunga di Amping Parak. Dianya berkulit putih, sedikit gemuk, rambut ikal yang dijalin dua ke arah depan, berhidung mancung dan punya Mami yang judes serta Papi yang sangat menyayanginya. Mungkin karena sadar bahwa dia berkulit terang, maka busana yang dikenakannya seringkali berwarna terang, seperti kuning, biru dan merah; dan pakaian yang sangat disukainya adalah baju merah kacut di pinggang.

Kecil-kecil dia sudah jadi manten, dan tidak beberapa saat pernikahannya bubar. Sampai suatu saat bertemu dengan seorang duda yang berprofesi guru. Si duda ini, selain menjalankan tugas rutin juga punya kerja sampingan, yakni pacaran dengan bunga Amping Parak itu, serta aktifis menentang kolonial Belanda. Mereka kemudian menikah, dengan dialektika dan dinamika kehidupan yang turun naik. Dia membesarkan anak-anaknya sambil mengurus sang aktifis yang hobinya keluar masuk penjara.

Sekarang dia telah wafat, namun dari rahimnya lahir doktor, hakim agung, insinyur, ahli ekonomi, ahli kimia, serta cucu dan cicit yang pintar-pintar. Perempuan di desa kecil pesisir selatan itu, bernama... Amai!

Beberapa catatan tambahan perihal Amai

van Dollen