M3: Potensi Masalah Dari Dunia Ketiga

Pendahuluan

Berikut merupakan sebuah draft serba-serbi permasalahan yang dihadapi oleh para ilmuan di dunia ketiga, terutama dalam upaya menjalin kontak dengan masyarakat ilmiah di dunia pertama.

Dalam tulisan ini, M3 ialah "Masyarakat Ilmiah di Dunia Ketiga" pada umumnya, masyarakat ilmiah di Indonesia secara khusus. Sedangkan M1 ialah "Masyarakat Ilmiah di Dunia Pertama", secara khusus, namun tidak terbatas di Amerika Utara.

Rintangan Bahasa

Berbahasa merupakan kemampuan dasar yang seharusnya "WAJIB" dimiliki masyarakat ilmiah di mana pun. Kemampuan ini agar dapat saling berkomunikasi dan berkolaborasi. Tak jarang kita mendengar komentar seperti "dia pintar tapi tidak pandai menulis".

Jangankan kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan bahasa sendiri saja terkadang masih sangat rendah. Kekeliruan menggunakan istilah dan tata bahasa (grammar) memiliki potensi akan timbulnya kesalah-pahaman. Dalam menjalin hubungan dengan M1, seharusnya M3 senantiasa berusaha dan berlatih untuk memperbaiki kemampuan berbahasanya.

Sebaliknya, M1 diharapkan lebih bersabar menghadapi M3 yang berbahasa kurang sempurna. Tidak jarang M1 mengabaikan email dari M3, hanya karena tidak dapat memahami apa maksudnya.

Fasilitas Non-Institusi

M1 pada umumnya memperoleh semua fasilitas komunikasi (email dan akses internet) secara cuma-cuma dari institusi yang bersangkutan. Sering tidak disadari oleh M1, bahwa selain harus membayar sendiri akses internet, M3 juga biasanya memanfaatkan fasilitas akses umum gratis seperti Yahoo! Mail, Hotmail, dan sejenisnya. Sayang sekali, persepsi terhadap fasilitas ini sering kurang positif, mengingat sering disalah-gunakan untuk spamm.

M3 sebaiknya menyadari akan adanya persepsi negatif ini. Untuk itu, M3 sebaiknya selalu memulai komunikasi dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, terutama jika mengkontak M1 untuk pertama kali. Sebaliknya, M1 diharapkan untuk tidak serta-merta melakukan diskriminasi terhadap pihak-pihak tidak mengirimkan email dari domain ".edu", karena memanfaatkan fasilitas gratisan ini.

Prasyarat Berkait

Kedua rintangan tersebut di atas (Rintangan Bahasa dan Fasilitas Non-Institusi), dapat berakibat penolakan untuk berpartisipasi pada sebuah "kegiatan internasional". Dengan adanya prasyarat, peluang penolakan akan empat kali lebih tinggi untuk M3:

Untuk itu, M1 diharapkan menerapkan prasyarat yang lebih bijaksana.

Selain itu, prasyarat "kehadiran fisik" juga sering menjadi kendala, karena pertemuan/ lokakarya/ konferensi lebih sering terjadi diwilayah yang dekat dengan M1.

Akses Internet Yang Mahal

Banyak informasi bebas biaya yang tersedia melalui Internet tidak dapat dinikmati M3 karena biaya akses yang mahal. Dengan azas "persamaan kesempatan" (equal opportunity), seharusnya M3 memiliki hak dan kesempatan sama untuk mengakses informasi seperti rekannya di M1. Untuk itu, diusulkan agar medium CDROM diperlakukan setara dengan akses internet bebas untuk dunia ketiga. Artinya, seharusnya M3 boleh mengakes informasi bebas biaya internet melalui perantara CDROM.

Melarang M3 memanfaatkan fasilitas CDROM tersebut diatas, setara jahatnya dengan memaksa para penyandang cacat (di atas kursi roda) untuk menaiki tangga. Pemanfaatan medium CDROM sebetulnya dimungkinkan (walau faktor lisensi dari materi jurnal sering menjadi hambatan) tapi beberapa penerbit telah mencoba melalui terobosan (ACM sampai mengubah lisensinya). Lihat juga situs Open Access Initiative SPARC http://www.arl.org/sparc/home/index.asp?page=0 .

Diharapkan, informasi tersedia dalamt bentuk statik (tanpa perlu menjalankan program PHP/ASP), sehingga dapat dengan mudah diakses dalam hirarki direktori CDROM mengganakan web browser biasa.

Iuran Yang (Tetap) Menyulitkan M3

Banyak organisasi profesi yang memberlakukan iuran dengan "tarif khusus" untuk M3. M1 harus menyadari, bahwa biaya untuk mengirimkan uang dalam jumlah kecil terkadang lebih mahal daripada uang yang dikirim.

Contoh Kasus:
Iuran Anggota "XYZZY" US$  6.50
Ongkos Kirim          US$ 17.50
-------------------------------
Total                 US$ 24.00
Waktu tiga minggu.

Pertanyaan, apakah M1 pada sadar bahwa mengirim uang itu tidak murah?

Dominasi dan Menggurui

Para M3 hidupnya sudah cukup susah, jadi sudah tidak memerlukan tambahan sikap arogan dari M1. Selain itu, banyak AD dan ART secara tidak langsung mempertahankan dominasi M1.

Secara alami M1 akan "selalu" berusaha menjaga dominasi. Dan konyolnya banyak M3 lebih suka di"dominasi". Contohnya, RFC-2727 secara tidak langsung akan mempertahanan dominasi M1 dalam struktur IETF.

Budaya Tenure dan Reviewer

"Publish or Perish" bukan merupakan norma yang lazim bagi M3. Padahal, banyak organisasi profesi M1 yang dibentuk berdasarkan asumsi azas tersebut. M1 harus menyadari, bahwa hal tersebut menyebabkan M3 kurang berminat untuk bergabung dengan organisasi profesi, walau pun dengan iuran semurah berapa pun.

Jarang menulis berakibat kurang dikenal oleh masyarakat internasioanl sehingga jarang mendapat undang untuk menjadi reviewer journal internasional. Sebagai akibat tidak langsung, M3 tidak memiliki "AKSES" terhadap "research in review" yang terkadang beberapa tahun lebih "maju" dari pada laporan riset dalam publikasi journal. Ini merupakan efek: "Sudah jatuh, dihimpit tetangga :-)."

Sementara itu, terdapat beberapa masalah dalam publikasi domestik M3, yaitu minat yang kecil, biaya produksi yang tinggi, dan kriteria penerimaan artikel ilmiah yang dianggap tidak adil.

GFDL dan GPL merupakan jalan yang benar

Banyak masalah yang hilang, jika memanfaatkan GFDL dan GPL. M3 sebaiknya hanya bergaul dan bergabung dengan M1 yang sepaham dengan GFDL dan GPL.

Terimakasih

Terimakasih kepada yang memberikan komentarnya, termasuk untuk Almizan, I Made Wiryana, Wahyu Kelik Cahyadi.